Bogor24update – Pembangunan ulang jembatan yang merupakan akses penghubung Jalan Otto Iskandardinata (Otista) dimulai dengan ditandai penutupan jalan di kawasan tersebut pada 1 Mei 2023.
Proyek yang digawangi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor ini menelan biaya sebesar Rp49 miliar yang bersumber dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kepala DPUPR Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan, revitalisasi jembatan Otista dikerjakan PT. Mina Fajar Abadi dengan penandatanganan kontrak pada 18 April 2023.
“Penutupan jembatan Otista sudah mulai 1 Mei kemarin sampai 8 Desember 2023. Jadi kurang lebih 7,5 bulan jembatan Otista ditutup untuk umum dalam rangka pekerjaan,” kata Rena, Rabu, 3 Mei 2023.
Ia menjabarkan, ada tujuh tahapan pengejaran untuk revitalisasi jembatan Otista yang dimulai dengan persiapan pada 1 Mei hingga dua pekan kedepan.
Kegiatan itu meliputi penutupan area kerja dengan pemasangan seng, pembangunan direksi keet, dan beberapa alat berat ditargetkan akan masuk pada lusa nanti.
“Alat-alat berat akan masuk malam hari ketika lalu lintas tidak padat,” kata Rena.
Setelah itu, tahapan dilanjutkan dengan penggalian, pengerjaan drainase, pengaspalan, struktur pondasi jembatan, dan terakhir finishing. Pelaksanaan ini akan memakan waktu 235 hari kalender.
“Penyelesaian fisik tanggal 8 Desember 2023 dan bisa langsung digunakan, targetnya seperti itu. Setelah selesai (pekerjaan) ada masa pemeliharaan 180 hari kalender,” paparnya.
Rena juga menjelaskan, jembatan Otista baru nanti akan memiliki lebar total 22 meter dengan empat lajur kendaraan, pedestrian, dan jalur transportasi berbasis trem.
“Lebar eksisting jembatan sekarang 15 meter terdiri dari dua lajur dengan lebar 10 meter, dan trotoar kanan kiri lebarnya 5 meter. Ketika dibangun baru nanti menjadi 22 meter,” terangnya.
Selain pelebaran, imbuh dia, panjang jembatan yang melintang di atas sungai Ciliwung ini juga mengalami perubahan dari kondisi sekarang 34 meter menjadi 50 meter.
“Kenapa panjang jembatan mengalami perubahan? Kami dapat rekomendasi dari BBWS Ciliwung Cisadane untuk penampang sungai Ciliwung sama rata karena sekarang kondisinya mengerucut, jadi ada penambahan 15 meter,” ungkapnya.
Rena mengungkapkan, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan dilakukan penggantian jembatan Otista yang lama dengan baru. Pertama, jembatan Otista ini menjadi salah satu titik kemacetan dikarenakan terjadi penyempitan jalur atau bottleneck sehingga harus dilebarkan.
Kedua, revitalisasi jembatan Otista ini sudah diperhitungkan untuk mengakomodir transportasi berbasis trem, di mana membutuhkan tekanan tonase dan jembatan yang lebih besar daripada umumnya.
“Ketiga, kondisi jembatan saat ini ada beberapa yang memang pada dinding bawah sudah mulai retak, beton pelengkung jembatan sudah mulai terkelupas, karena memang sudah 40 tahun lebih terakhir direvitalisasi,” pungkasnya.