Dijelaskan Hery Antasari bahwa literasi adalah investasi bagi masa depan anak-anak di tengah serbuan digitalisasi informasi, pengetahuan yang bisa diakses melalui hands on ke smartphone yang juga memiliki banyak tantangan, di antaranya adanya informasi yang belum saatnya didapatkan atau diakses oleh anak-anak.
“Sehingga tentu itu harus diimbangi dengan berbagai informasi, termasuk dari literasi-literasi yang konvensional maupun literasi digital,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Diarpus Kota Bogor, Rudiyana menyampaikan bahwa Perpustakaan Kota Bogor sudah ada sejak tahun 1975 dengan lokasi terakhir di komplek GOR Pajajaran sebelum berpindah ke Jalan Kapten Muslihat.
“Di tahun 2021 pak Bima Arya ketika menjadi Wali Kota Bogor menetapkan Perpustakaan sebagai program prioritas dengan penambahan berbagai sarananya, termasuk auditorium yang sudah menjadi tempat untuk 32 acara dan dikunjungi 150.000 orang sejak diresmikan,” katanya.
“Sehingga sebagai bentuk apresiasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap dedikasi para tokoh yang telah banyak memberikan jasa kepada literasi, maka diberikan nama untuk Ruang Baca Raden Ayu Lasminingrat, Ruang Baca Saleh Danasasmita dan Auditorium Bima Arya,” lanjutnya.
Wali Kota Bogor periode 2014 – 2024, Bima Arya yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa gedung ini adalah ikhtiar bersama untuk menyiapkan anak-anak muda menjemput masa depan, membawa Kota Bogor menjemput masa keemasannya.
“Gedung perpustakaan ini adalah ikhtiar kita untuk menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang menghargai sejarah. Ini adalah turunan dari semangat itu, memuliakan sosok pemimpin dari masa ke masa. Semangat menyiapkan generasi hari ini untuk menjemput masa depan. Tentu ini bukan hanya hasil kerja seorang Bima Arya saja, tapi kerja keras kita semua,” katanya.
Dalam peresmian ini, Pustakawan Ahli Utama, Ahmad Hadadi mewakili Dispusipda Jabar menjelaskan bahwa Raden Ayu Lasminingrat merupakan bunda literasi pertama di Indonesia yang juga mempopulerkan kesusastraan Sunda. Di Kota Bogor juga terdapat tokoh ahli sejarah sunda, sastrawan yakni Saleh Danasasmita
“RA Lasminingrat adalah pejuang sunda yang mempelopori kesusastraan sunda dan tercatat sebagai bunda literasi pertama di Indonesia, beliau adalah tokoh literasi nasional. Kemudian Saleh Danasasmita, beliau adalah ahli sejarah sunda, sastrawan dan penulis sejarah Kota Bogor, juga kemudian ada juga pak Bima Arya sebagai tokoh nasional dan tokoh literasi yang juga menulis buku,” katanya. (*)