Bogor24Update – Maraknya judi online di Indonesia bagaikan bom waktu yang siap meledak di era digital. Kemudahan akses internet dan minimnya literasi digital membuka celah bagi para oknum tidak bertanggung jawab untuk menjerat masyarakat dengan iming-iming keuntungan semu.
Fenomena ini tak hanya meresahkan, tetapi juga membawa dampak destruktif bagi individu, keluarga, dan bangsa. Judi online bukan hanya menguras harta benda, tetapi juga menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran kecanduan dan perilaku kriminal.
Di tengah gempuran teknologi, sudah saatnya kita meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat literasi digital. Masyarakat perlu diedukasi tentang bahaya judi online dan cara-cara menghindarinya. Upaya penegakan hukum pun harus lebih tegas dan massif untuk menindak para pelaku dan memutus mata rantai bisnis haram ini.
Belum lama berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, tercatat menjadi wilayah dengan nilai total transaksi judi online paling tinggi dengan pelaku judi online 3.720 orang dengan perputaran uang mencapai Rp 349 miliar. Buntutnya, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto pihaknya akan segera mengumpulkan camat hingga kepala desa (kades) untuk memberantas judi online hingga ke daerah-daerah.
Jika dilihat dari karakteristik profesi warga serta mata pencaharian warganya didominasi buruh harian lepas dan pekerja swasta. Diambil contoh dari Kelurahan Mulyaharja, buruh harian lepas kurang lebih 9.283 dari jumlah total 12 ribu orang. Mengingat untuk profesi buruh harian lepas memiliki waktu senggang yang cukup banyak sehingga peluang untuk melakukan kegiatan berjudi secara daring cukup besar.
Lalu bagaimana sistem kerja mesin judi daring? Banyak sekali teori yang beredar tentang mekanisme sebuah situs permainan judi ini. Para netizen beranggapan bahwa situs atau mesin judi online itu menggunakan algoritma atau rumus akal-akalan di server judi online itu. Kurang lebih begini simulasinya, saat deposit pertama, akan diberi peluang menang 1:5 (1 kali menang dibanding 5 kalah). Jelas banyak yang menang.Â
Setelah lebih dari 10 kali permainan Algoritma berubah 1:10. Setelah lebih dari 20 kali permainan. Algoritma berubah 1:20. Setelah lebih dari 30 kali permainan. Algoritma diubah lagi 1:30, begitu seterusnya. Bahkan saat menang di algoritma pertama (1:10), dan dapat menang kemudian Withdraw (WD). Algoritma bisa berubah otomatis 1:100 artinya peluang untuk menang semakin mustahil.
Secara alur usaha haram judi online kurang lebih seperti ini, diawali dengan bandar membuat program. Selanjutnya bandar atur syarat menang dengan ketentuan tertentu, contoh: 10 kali depo = 1 kali menang (dengan limit menang 10% dari total depo). Lalu bandar memasang iklan, pemain baru datang dan melakukan deposit, bandar terima hasil deposit. Kemudian bandar pasang iklan lagi, pemain baru terpikat dan depo lagi. Padahal bandar mendapat 90 persen uang deposit semua pemain. Pemain menang 10% dari total depo nya selama dia main dan bahagia. Otomatis pemain depo lagi, bandar dapat uang lagi dan begitu seterusnya.
Ingat!! Semua perjudian online sudah diatur untuk bandar menang karena mereka sebagai aplikator juga membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan operasional. Aplikator berusaha memainkan emosi para pemainnya, semakin emosi semakin tingkat penasaran makin tinggi sehingga logika algoritma dapat dimainkan.
Mari kita bersama-sama berantas judi online dan ciptakan ruang digital yang aman dan positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Penulis : Eko