Bogor24update – Pemkot Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Plaza Balai Kota Bogor, pada Senin, 15 Mei 2023.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim selaku pemimpin apel menekankan imbauan kepada seluruh elemen masyarakat, baik di tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, Babinsa dan Babinkamtibmas untuk sama-sama melakukan upaya sosialisasi pencegahan terjadinya risiko bencana.
“Pertama saya apresiasi dan terima kasih kepada seluruh unsur dari unsur medis, dokter, para pimpinan ormas kebencanaan. Kemudian juga paramedic, perawat, Tagana, TNI Polri dan semua unsur yang peduli kebencanaan. Ini semua adalah bentuk kerja sama selama ini penanganan kebencanaan di Kota Bogor,” kata Dedie.
Dedie menyebutkan dari tahun ke tahun di Kota Bogor ada kecenderungan bencana meningkat, terutama seiring adanya perubahan cuaca yang semakin ekstrim dengan intensitas hujan yang turun tinggi memicu terjadinya bencana.
“Oleh karena itu saya mengimbau kepada masyarakat termasuk juga unsur masyarakat tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan lainnya untuk sama-sama memitigasi melakukan upaya-upaya sosialisasi pencegahan risiko terjadinya bencana. Karena biar bagaimanapun upaya pencegahan, mitigasi yang menghindarkan kita kehilangan kerugian harta maupun nyawa,” terang Dedie.
Ia juga menyampaikan kepada seluruh unsur terkait, terutama unsur masyarakat harus aktif juga untuk melakukan semacam pemberian pemahaman kepada mereka yang selama ini tinggal di tempat yang berisiko bencana, seperti tebingan, bantaran sungai ataupun terhadap kondisi pohon yang rawan tumbang.
“Semisal apabila ada pohon besar yang rantingnya agak rapuh, harus ada upaya langkah pencegahan. Jadi hal-hal yang sederhana, termasuk membuang sampah tidak lagi ke sungai. Itu adalah bentuk kepedulian kita menghindarkan diri dari bencana. Ini kami tekankan dalam apel kesiapsiagaan bencana,” paparnya.
Dedie juga mengatakan, terkait relokasi masyarakat di daerah zona hitam, Pemkot Bogor sudah menyiapkan lahan, administrasi pemanfaatan lahan dari dinas terutama BKAD.
“Saat ini kami tengah mencari sumber anggaran. Jadi ada anggaran dari BNPB tetapi mungkin nilainya tidak terlalu signifikan dan harus dikombinasikan dengan anggaran daerah. Dari BNPB itu Rp50 juta untuk per unitnya, yang dipikir kami masih kurang dan perlu adanya kombinasi dengan APBD Kota Bogor,” katanya.
Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, bahwa hari kesiapsiagaan bencana jatuh pada 26 April, namun untuk peringatan tingkat Kota Bogor dilaksanakan hari ini.
Teofilo mengatakan, kebencanaan tidak bisa ditangani satu organisasi perangkat daerah (OPD) saja, harus lintas sektoral bersama-sama, bahkan semua unsur mulai dari TNI, Polri, masyarakat juga semua unsur potensi yang ada.
“Pesan untuk masyarakat, bencana itu tidak tahu kapan datangnya, semua harus tetap waspada dan siap. Ya, tentu utamanya bisa peduli lingkungan agar terhindar dari bencana,” kata Teofilo.
Di Kota Bogor, sambungnya, bencana yang sering terjadi, yakni tanah longsor, banjir lintasan, pohon tumbang, angin kencang, dan rumah ambruk.
Dalam kegiatan itu digelar pertunjukan aksi penyelamatan dari tim SAR gabungan. Ia juga mengatakan, apabila korban bencana tidak bisa dievakuasi dengan jalur darat, maka dilakukan dari ketinggian.
“Makanya tadi tampilkan kemampuan menggunakan tali dan personel yang sudah andal. Tadi ada penampilan dari Damkar, simulasi dan penanganan pohon tumbang oleh personel kelurahan tangguh bencana,” terangnya.
“Kami juga mendisplay peralatan-peralatan semua lintas sektoral yang kami miliki untuk penanganan bencana,” kata Teofilo memungkas.